layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Friday, May 06, 2005

STATUS QUO

rasanya sudah jadi sifat manusia untuk selalu mempertahankan status quo, apalagi buat orang-orang yang dimanja situasi dan kondisi. aku salah satunya.

di satu sisi, aku sadar hidup tidak bisa diukur hanya lewat materi. tapi di sisi lain, kepuasan dan kebahagiaan juga tidak serta merta datang.

faktanya, materi membawa kemudahan. materi bisa membuka peluang.

untuk orang sepertiku yang senang menghabiskan waktu bercinta sama buku, beronani lewat diskusi, rasanya mustahil itu semua bisa kunikmati tanpa 'keamanan' finansial. kemewahan yang harus ditebus dengan uang.

kenapa sih aku tidak bisa lepas dari uang? siapa sih yang dulu dengan cerdasnya menelurkan ide materiil?

jujur saja kalau aku harus menanggalkan sisi duniawi dan jadi pertapa rasanya jauh dari sanggup. alasannya sederhana, sudah terlalu lama dimanja. sudah nyaman. akhirnya, lingkaran setan itu tidak bisa diputus. setidaknya bukan atas kuasaku.

ternyata, ide soal status quo ini tidak cuma dimonopoli penguasa orde baru. aku juga ikut melestarikan itu. aku jadi salah satu pegiatnya.

ada banyak orang yang akhirnya bersembunyi di balik argumen "otak kiri, tapi kantong kanan".

hipokrit.

kenapa tidak diakui aja kalau memang kita udah terjebak oleh sistem? toh sebenarnya kita juga nggak siap (atau nggak mau?) kalau harus terjadi revolusi. akui aja kalau kita ini memang generasi oportunis. apa pun dalihnya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home