layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Saturday, May 07, 2005

resah karena kata menikah

baru saja pulang berkunjung dari dunia teman-teman. menikmati teknologi yang bisa mengobati rasa rindu. sedikit mengintip isi kepala orang lain. untuk kemudian berpikir. merenung. kadang menggugat. tapi tak jarang mengamini.

sepertinya hidup manusia Indonesia sudah terpola. harus diikuti. saya memang bisa menghindar di beberapa ketika. tapi pada akhirnya, saya harus tunduk. dan kelihatannya, di ujung hari nanti, saya akan berganti peran jadi pelestari pola hidup itu.

ternyata kegelisahan ini dirasakan banyak orang juga. beruntunglah orang-orang yang jalan hidup dan angannya bisa berjalan seiring dengan pola tadi. saya menyaksikan banyak kawan yang lulus, bekerja dan menikah. saya masih harus puas dengan lulus dan bekerja. menikah? rasanya kok masih terlalu jauh. masih ingin sekolah lagi. masih ingin jalan-jalan ke banyak tempat. masih ingin menikmati uang sendiri. masih ingin bermanja-manja dengan orang tua. masih ingin kumpul-kumpul dengan teman-teman tanpa harus "wajib lapor". sayangnya, tekanan banyak pihak bikin telinga jadi panas. bikin hati jadi tidak tenang. rasanya seperti dikejar-kejar sesuatu.

cuek? saya rasa saya ini orang paling cuek sedunia. tapi kok rasanya nggak bisa juga. lama-lama pegal juga. akhirnya, tanpa bisa melawan alias pasrah, saya harus mau mendengarkan nasihat-nasihat keluarga. harus mau mendengarkan rencana-rencana perkenalan dengan kandidat pasangan yang dinilai potensial. harus menjaga senyum dan jaga citra positif. berusaha terlihat setuju tanpa terkesan terlalu antusias...

pusing.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home