layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Saturday, June 11, 2005

sebuah mimpi buruk

sungguh. saya tidak bisa bayangkan hidup tanpa kedua orang tua. saya sudah sedemikian tergantung pada mereka. emosional dan (tentu saja) finansial. meski kami sering berdebat. bicara dengan kata-kata keras. diselingi intonasi tinggi. kami tahu, kami saling mencintai. jarang sekali kami bicara cinta. bicara rindu. kalaupun kata-kata itu terlontar, biasanya dibungkus dengan gurauan yang tampak selintas lalu. tampak tidak penting. tapi kami tahu, kami bersungguh-sungguh saat mengucapkannya. orang tua adalah pusat kehidupan saya. orang tua adalah pelabuhan saya. maka saat saya bermimpi kehilangan mereka, saya bangun dalam keadaan sedih. terpukul. hingga hari kemudian dihabiskan dengan merenung. mencoba membayangkan seperti apa hidup saya tanpa mereka, yang ternyata tak terbayangkan. pengalaman kehilangan ayah dan berpisah dari ibu selama bertahun-tahun membuat saya trauma. tak ingin lagi kehilangan. tak ingin ditinggalkan. kini kami bahagia berkumpul dan tidak rela dipisahkan. semoga umur mereka panjang. semoga umur saya panjang. hingga bisa kami bisa saling menemani selama mungkin.