layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Tuesday, October 18, 2005

Surat untuk Tuhan

Jakarta, 18 Oktober 2005.

Kepada Yth.
Tuhan
Singgasana paling besar, sebelah kiri kursi Nabi-Nabi
Langit no. 7, Surga.

Dear Tuhan,
Sekarang bulan baik. Kata pak ustadz harus kumpul banyak-banyak pahala di bulan baik. Saya mau tanya. Boleh nggak saya pinjam pahala dulu sekarang? Soalnya, pahala saya dikit, dan saya lagi perlu banget. Mungkin Tuhan lagi sibuk sama umat yang lain, tapi sebentar lagi hari raya. Semuanya harus raya alias besar. Tapi iman saya nggak raya karena di Jakarta lagi paceklik pahala. Saya malu ketahuan tetangga, teman-teman atau bahkan pak ustadz kalau ladang iman saya juga ikut terserang hama. Jadi Tuhan, boleh saya pinjam pahala dulu, supaya iman saya terlihat raya di hari raya? Terima kasih Tuhan. Cepat dibalas ya, dan semoga Tuhan berbuat baik. Karena sekarang bulan baik.

3 Comments:

Blogger Hendro said...

Terus Tuhan menjawab,"Maaf silahkan ke sebelah sana. Di sini bagian tabungan hari tua. Bagian simpan pinjam ada di dekat bagian kredit dan tunjangan."

12:27 PM

 
Blogger tamankembangpete said...

atau tuhan menjawab begini, "dek nunik jangan khawatir. saya sdh pelajari paradigma kritis, jd saya tdk lagi kuantitatif memandang pahala." hihihih

5:44 PM

 
Anonymous Anonymous said...

Very nice site! car rental Open school shirt Company florida moving south Headache pain relief ib

3:35 PM

 

Post a Comment

<< Home