layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Wednesday, July 04, 2007

CINTA dalam SEPIRING MAKANAN

Aku jadi sentimentil. Mungkin juga lapar.
Gara-gara berkunjung ke halaman pikir seorang kawan, aku jadi teringat apa yang kupunya dan yang kutidakpunya.
Aku punya orang-orang yang mencitaiku yang kasihsayangnya tanpa batas dan tanpa syarat.
Cinta mereka tidak kenal pewarna makanan atau saccharin.
Cinta mereka renyah, gurih biarpun kadang-kadang terasa keras dan liat.
Cinta mereka buatku seperti kini.
Tidak megah memang tapi cukup kuat.
Yang kutidakpunya mungkin sedikit kusesali tapi tidak pula membuatku iri karenanya.
Karena ketidakpunyaanku pulalah yang mengantarkanku ke masa sekarang, mendidikku bahwa hidup bukalah rumah roti jahe si nenek sihir di cerita Hensel dan Gretel.
Mungkin benar kata bunda Gump, bahwa hidup selalu penuh dengan kejutan dan seringkali peristiwa tidak berjalan semanis kelihatannya.
Ada pula kalanya terasa lezat meski tidak semenarik foto-foto kuliner di majalah yang mengilap.
Mirip masakan rumah.
Cukup lezat, kadang-kadang fenomenal tapi ada kalanya pula terlampau asin, kurang gula atau terlalu encer, tapi tidak pernah bisa menggantikan cita cinta yang ada di dalamnya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home