Setelah Sekian Lama
Sudah lama meninggalkan halaman ini karena sedang disibukkan oleh banyak hal. Bukan alasan yang bagus, memang, tapi ternyata saya sadar saat ini saya sedang dalam pencarian diri yang melelahkan. Hm, terdengar seperti anak remaja ya? Sebenarnya saat ini saya sedang melakukan renegosiasi dengan lingkungan saya. Ada orang-orang baru yang datang sehingga muncul tanggung jawab sekaligus hak-hak baru. Tidak terlalu serius memang, tapi ternyata dalam banyak hal saya terpaksa duduk sebentar dan berpikir lagi. Dimana saya harus menempatkan diri? Mampukah saya memenuhi ekspektasi lingkungan? Sebanyak apa saya bisa memberi dan sebanyak apa saya mampu menerima?
Saat dunia sibuk menonton Israel mengobrak-abrik Libanon, saya malah sibuk mengobservasi lingkungan sekitar saya. Mulai dari melihat sendiri kecentilan bapak-bapak paruh baya yang jauh dari isteri, mengagumi seorang pria yang cerdas dan menarik tapi kemungkinan besar tidak akan pernah bertemu lagi, sampai sibuk mengikuti kabar Nadine di ajang Miss Universe yang heboh itu via radio dan internet. Oh ya, satu lagi, saya juga asyik mengomentari kebodohan berulang, karena menurut saya, Miss Japan lebih keren daripada Miss Puerto Rico dan Miss dari Sulut itu kalah jauh dari Miss Maluku Utara, ya kan? Tapi, siapa sih saya? Saya kan bukan Wimar Witoelar atau Jay Subiyakto... Asal jangan sampai menyebut Mother Theresa is my admirer because I’m Westernize in a beautiful city named Indonesia di ajang internasional saja...
Tapi ternyata bukan saya sendiri yang lama tidak lagi menengok halaman tulisnya. Sebenarnya saya penikmat halaman Who Do You Think He Are, tapi tampaknya karena alasan tertentu, membuat halaman itu pun lama tak ditulisi gunjing dan sindir terbaru lagi. Akibatnya, saat ini saya tidak tahu gosip selebriti, hiks...
Saya adalah orang yang suka merencanakan banyak hal. Saya tidak suka keadaan tidak memiliki kontrol. Contohnya, saya tidak suka membonceng sepeda motor karena saya sendiri tidak bisa mengendarai sepeda, apalagi motor. Saya juga tidak suka bergantung pada orang lain. Saya benci saat harus pasrah dan sabar. Padahal saya tahu betul, dalam hidup selalu ada faktor X yang berada di luar jangkauan dan kuasa saya. Ada saatnya saya harus bisa menerima keadaan. Seperti saat ini. Saya sedang menunggu sesuatu yang memang saya inginkan sejak dulu. Semua hal yang bisa saya lakukan saat ini sudah saya lakukan. Termasuk menunggu. Entah sampai berapa lama lagi. Dan saya tidak suka itu.
Membaca kembali tulisan ini dari awal membuat saya tertawa sendiri. Kok isinya keluhan semua ya? Hahaha, tapi mungkin inilah ciri khas manusia, keep complaining all the time... semoga lain kali saya bisa menulis sesuatu yang lebih positif
0 Comments:
Post a Comment
<< Home