layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Monday, July 09, 2007

Di Ruang Tunggu

Meringis meringis sendirian entah apa sebabnya
Si ucok menunggu di ujung jalan jalan tanpa ujung
Butet, butet, panggilnya meracau di tengah tidur tanpa mimpi yang tak usai usai
Tulang siregar menyanyi doa lirih untukmu
Aku tidak mati katamu menjerit sekuat kerongkonganmu bisa memuntahkan kuasa otak
Aku disini menunggu menunggu kabar dan datang
Jangan dulu jangan dulu kata mamak tapi kamu tahu kamu memang tidak mau pergi dulu
Lalu perempuan cantik itu datang dengan suara lemah lembut meninabobokan
Menawarkan dunia dalam genggam sepuas kau bisa berpeluh dan bergulat
Kamu tidak meragu dan menyambarnyambar kesempatan yang perempuan itu tawarkan
Dan
Kamu jatuh

Tertelungkup

Penuh peluh

Di ujung kawah neraka jahanam

Lalu,

“mamak, mamak, mamak…”

Kamu menangis dan berteriak sepuas paru-parumu bisa menghantarkan udara

0 Comments:

Post a Comment

<< Home