layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Thursday, August 11, 2005

hegemoni gelang charity?

waktu pertama saya pakai gelang solidaritasKEBERSAMAAN, ada yang berkomentar,"Wah, anak gaul!" saat itu saya cuma bisa senyum. padahal dalam hati dongkol sekali. buat saya, gelang ini bukan sekadar ikon fesyen. tapi politik. keberpihakan saya. sekaligus iklan gratis. supaya ditanya. mudah2anbanyak org tertarik beli dan in the end... NYUMBANG! pakai gelang buat saya bukan sekedar gaya2an. kalau soal gaya, saya sudah nyaman dengan gaya saya sekarang. dengan identitas saya. ini soal sikap. biar saja orang tidak setuju. biar saja orang menuduh saya terhegemoni. tapi saya sepakat sama ide awalnya. saya mengamini tujuannya. kita harus berbuat sesuatu. jadi teringat lagu Heal The World-nya MJ. ini bukan soal pamer kepedulian. bukan soal gagah-gagahan. tapi ini soal cita-cita. soal mimpi yang ternyata tidak eksklusif milik saya sendiri. ternyata banyak orang di luar sana yang punya khayalan yg sama. saya menggugat pihak-pihak yang mengambil kesempatan (baca:laba) dari cita-cita membangun dunia yang lebih baik. tetapi perjalanan memang tidak pernah ada yg mulus. yang penting langkah sudah dimulai. berpulang pada diri sendiri apakah akan terus berjalan atau berhenti di tengah jalan.

missed the reunion

oh no!
iri pada teman2 yg bisa datang ke reuni...
enam tahun sudah lewat
banyak yang terjadi
bahagia
dukacita
ah, apa kabar teman-teman?
mungkin kali lain...

oci bilang: commitment phobic?

seorang lelaki duduk termangu
memandangi wajah kekasihnya yang memandang lembut wajahnya
tak tahan merasakan tatapan cinta, ia pun memalingkan muka.
perempuan itu tersenyum.
si lelaki hanya bisa menerka2 makna senyum dan isi hati kekasihnya.
dia rasakan tangan lembut kekasihnya membelai-belai rambutnya.
dia rasakan kenyamanan.
tapi seketika itu juga tenggorokannya tercekat.
rasa takut berkelibat di ruang hatinya.
akankah ia berani menentukan?
menjawab pertanyaan yang pasti terucap suatu hari nanti?
mampukah ia berdamai dengan dirinya sendiri?
hanya desah yang keluar dari celah bibirnya.
si lelaki sudah memutuskan.
menikmati cinta kekasihnya.
dan mengusir resahnya.
untuk sementara.

mencelup ujung jari di tepi laut

dia bilang dia cinta padaku tapi
cintakah aku padanya?
dia bilang aku harus percaya padanya tapi
percayakah dia padaku?
dia bilang aku pasti jadi miliknya tapi
pastikah aku?
dia mengajarkan aku banyak hal tapi
belajarkah aku?
ah, ada banyak tanya di kepala
yang tak bisa dijawab sekarang
kelak?
siapa yang tahu...

(semoga) ikan tak tenggelam dalam laut

ikan berenang mengikuti arus
dan menolak mendengar peringatan kepalanya
ikan berenang mengikuti arus
dan sadari kegamangannya
ikan berenang mengikuti arus
dan coba dengarkan kata hatinya
ikan berenang mengikuti arus
sambil berharap siripnya mampu kala arus mulai tak bersahabat