layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Friday, March 31, 2006

ouch, what an uppercut!

kadang-kadang saya iri melihat orang lain berpasang-pasangan. tapi bila tiba saatnya seseorang datang dan rasa tertarik timbul, saya pasti ketakutan dan memilih untuk ambil langkah seribu. setidaknya, sibuk berkelit sana-sini. pernah seorang teman mengatakan saya ini fobia terhadap komitmen. tapi kenapa? saya sendiri belum menemukan alasan tingkah laku aneh ini. hanya bisa meringis dan kadang-kadang merasa biru. beberapa hari lalu seorang teman bercerita soal ketakutannya untuk menikah, padahal dia sudah berpacaran dengan calon suaminya itu bertahun lamanya. dia bilang, tidak siap dengan konsekuensi komitmen. hm, saya cuma bisa tersenyum: karena setidaknya dia mampu berkomitmen untuk berpacaran sekian lama. saya? kalaupun ada kata pacaran, 1 tahun sudah jadi waktu terlama. itupun dengan kondisi pacaran yang sangat longgar. tidak ada wajib lapor. tidak ada apel wajib. saya asyik dalam dunia saya sendiri. apakah ini artinya saya terlalu egois? terlalu asyik dengan diri sendiri? mungkin kebersamaan saya dengan orang lain lebih dimaksudkan untuk kesenangan dan kepuasan saya sendiri. senang dianggap punya banyak teman. puas dianggap anak yang berbakti pada keluarga. dan sebagainya. dan sebagainya. hmm, bisa jadi...