layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Friday, May 20, 2005

tanya

intimidasi: perbuatan menakut-nakuti seseorang; gertakan; ancaman.
mengintimidasi: menakut-nakuti; menggertak; mengancam


kenapa semua perbuatan pada akhirnya selalu berkisar pada perebuatan kekuasaan untuk mempertahankan kekuasaan? apakah resistensi pada akhirnya hanya akan menjadi alat untuk melestarikan hegemoni? lantas kapan perubahan bisa terjadi? apakah perubahan itu hasil pergeseran yang sedikit demi sedikit, sedemikian rupa sehingga perubahan hanya bentuk sophisticated dari sesuatu yang ingin diubah? dengan gincu dan bedak tebal, si empunya wajah bermetamorfosa sehingga di akhir hari banyak orang tercengang, pangling atau bahkan tidak mengenali?
atau... apa?

12 mei 2005

satu lagi pergi
harus kubuka jendela hati
merelakan
melepaskan
merasakan bahagianya perpisahan
sudah bukan di persimpangan
karna asa sudah mengarahkan
saatku menepi ke sisi jalan
dan biarkan nyanyimu lepas bagai biduan
hingga hembus napasmu melegakan.

anjing menggonggong dan...

jiwaku merenggas
sejak kau bangunkan dari tidur panjang
meski tanpa agitasi
serta minus kidung adagio
roda hidup sudah bergulir
berderak...

dari catatan lama

gita ratri mengalun pelan
menghanyutkan
mengajak kunang-kunang menari serta
memikat
memukau
sampai bulan muncul
menyeruak di tengah hitam
dengan cahayanya yang pucat
kelelahan menerangi pekat
betapa perjuangan yang menyakitkan
menolak mati
dan bertahan hidup demi takdir yang kejam

Gambir, 3 tahun lalu

menjerit dalam diam
berkata-kata di tengah temaram
pandangi eloknya kapal yang hampir karam
dipenuhi gairah terburam
betapa semua tak pernah berarti
hingga tiba saat untuk mati

gambir, 21 feb 2002

Friday, May 13, 2005

learn the lesson of life

brace yourself
it's suppose to be uneasy
bumpy road awakes us.
understand we'll be with you
hold you, lift you
through the high and low
cry and laughter.
be strong for the sakes of your fragile mother and sisters
and when you feel like slipping away
we'll reach you
support you.
just shout.
share it.
then you can face it.
you can make it.
you can get over it.
learn the lesson of life

Thursday, May 12, 2005

09.15 - 10.45

I totally treasure this day! hari ini Nandinne sidang skripsi (dan lulus dgn nilai A) jadi bisa ketemu teman-teman. sambil menunggu giliran Nandinne dan sambil pula menunggu jadwal mengajar yang baru akan dimulai pukul 11.30, saya putuskan untuk menikmati secangkir kopi ABC susu dan sepotong donat keju di kantin yang penuh sesak bersama Buncil. setelah bertukar kabar tentang beberapa kawan dekat, akhirnya obrolan bergeser ke soal feminisme (yg dicurigai sebagai hasil konspirasi laki-laki untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. ingat, Freud pernah bilang perbuatan manusia di-drive oleh sexual needs), film-film biru, institusi perkawinan dan nilai-nilai tradisional yang terinternalisasi. senangnya.
salah satu hal yang dibicarakan cukup seru adalah rasa ingin tahu saya yang muncul beberapa tahun lalu (tapi entah mengapa saya belum pernah membawanya ke dalam obrolan hingga hari ini).
saat sedang membuat in-depth reporting, saya memilih untuk membuat laporan tentang kebiasaan menonton film biru. saat sedang mencari bahan di dunia cyber, saya menemukan analisis menarik (saya lupa siapa yg membuat analisis itu). penulisnya merasa bahwa di film-film biru, adegannya didominasi oleh kegiatan-kegiatan yang tidak masuk akal--kalau tidak langsung ke inti film (yaitu kegiatan persetubuhan yang selalu bisa bikin deg-degan itu). di artikel itu, si penulis memberikan salah satu contoh film biru yang pernah ditontonnya: seorang perempuan dengan pakaian minim berusaha membelah kayu (dalam gerakan-gerakan yang menurutnya sangat lame) di hutan dengan menggunakan sepatu berhak tinggi. ah, tentu saja saya berusaha membayangkan adegan yang tengah digambarkan si penulis. dari situ saya jadi tergelitik. kenapa si tokoh perempuan itu harus pakai sepatu berhak tinggi kalau mau membelah kayu? saya jadi ingat, di beberapa film biru yang pernah saya tonton (dan nikmati? hahaha...) hampir semua aktrisnya mengenakan sepatu berhak tinggi saat aktivitas bertukar cairan tubuh dilakukan. yang menarik, semua pakaian bisa dilucuti (termasuk membuka kaitan bra yang rumit atau pantyhose yang bandel), tapi sepatu yang bisa dengan-mudah-dan-segera dilepas ternyata tetap dipakai sampai sang aktor menggalami ejakulasi. saya jadi berhipotesis yg sebenarnya fetish pada sepatu itu laki-laki. hanya, fetishism itu sudah ditransformasi sedemikian rupa sehingga perempuan dengan sukarela dan senang hati memuaskan kecintaan laki-laki terhadap sepatu berhak tinggi (mungkinkah karena pria tidak kuat menanggung siksa sepatu berhak tinggi dan melemparkan tugas itu pada perempuan? hahaha...). perempuan dikondisikan (lewat beragam media) untuk merasa seksi saat mengenakan sepatu berhak tinggi.
siapa pun boleh tidak setuju, tapi saya punya kecurigaan besar, hahaha...
Buncil punya pendapat yang lebih kontroversial. setelah mendengarkan argumentasi saya, dia pun curiga jangan-jangan high heel shoes itu (yang berhak tipis dan lancip alias stilleto, bukan wedges shoes) adalah perlambang atau simbol (ah, apa kabar kajian budaya?) penis yang pada akhirnya menegaskan pemujaan pada kaum pria. dipakai dan disukai perempuan, bahkan bisa membuat pemakainya merasa seksi. feminin. nah...
ingat, ini kan cuma obrolan sambil menyesap kopi dan menikmati donat keju, jadi boleh saja kalau ada yang menganggap kami berdua sedang beronani, memuaskan diri sambil mengobjektifikasi laki-laki. tapi tolong jangan beri label feminis pada saya (entah Buncil). saya cuma neurotik...


lambang biru yang punya banyak cerita. dibuat untuk menyambut inisiasi teman-teman 2000 oleh orang yang buta warna tapi sangat berbakat. ah, jadi ingat masa itu. orang-orangnya. suasananya. ruangannya. asapnya. baunya. emosinya. sudah kemana saja, kawan? semoga pencarian di belantara hidup kalian membawa pada kekayaan batin, ya. rindu berbagi cerita! Posted by Hello

scizophrenic

can't stop questioning:
what is it you want?
what is it you seek?
you seem anxious
uncomfortable within your own skin.
do you crave for attention
or simply the other you that emerge?
with all those rituals
have you ask yourself why?

Tuesday, May 10, 2005

sadar di titik jenuh

pada suatu ketika...
jenuh mencapai titik tertinggi
muak dan ingin jauh pergi

pada suatu ketika...
terhisap romantisme masa lalu
rindu hari kemarin

pada suatu ketika...
rumput tetangga tampak lebih segar dan hijau
lupa pencapaian diri sendiri

pada suatu ketika...
penemuan diri terasa mengejutkan
malu jadinya

pada suatu ketika...
kesadaran menggugah
bahwa hidup harus disyukuri

Post Scriptum:
ah Pemberi Hidup, ajari aku beri aku hati yang lapang dan rasa terima kasih tanpa batas.

Sunday, May 08, 2005

dari Life of David Gale

usai menikmati akting hebat Kevin Spacey di Life of David Gale. jadi belajar sedikit tentang Lacan. ringkasnya, menurut Lacan, orang akan selalu bahagia kalau ada fantasi yang ingin dikejar. bukan sejauh mana perolehan individu sepanjang hidupnya. ketika fantasi sudah tercapai, maka selesai sudah. bukan fantasi lagi namanya. tidak ada kesenangan lagi.
mungkin itu sebabnya kenapa manusia tidak pernah puas.
yang menarik adalah contoh-contoh yang diungkapkan Gale (karakter yang diperankan Spacey). saat dia bertanya apakah ada mahasiswa di kelas itu yang ingin jadi peraih nobel atau pulitzer, tidak ada seorang pun yang mengangkat tangannya. tapi ketika Gale bertanya apakah ada mahasiswa yang ingin jadi orang terkenal, bintang rock MTV, banyak tangan terangkat tinggi disertai gumaman disana-sini. semua orang tampak gembira. bersenang-senang.
ada dua hal yang menarik dari adegan ini. pertama. betapa sebenarnya menjadi bintang adalah fantasi banyak orang. tengok saja slogan yang paling hip saat ini: BUKAN SEMBARANG BINTANG. LEBIH DARI SEKEDAR BINTANG, dll. ada apa? kalau semua orang jadi bintang, lalu apa bedanya? dan ini tidak hanya terjadi di Indonesia Raya. tapi di seluruh penjuru bumi. mungkin ini bukti sederhana bahwa pada dasarnya manusia suka jadi pusat perhatian. manusia senang dipuja-puji. atau mungkin motifnya lebih artifisial? entahlah. yang jelas ini fenomena menarik.
kedua, gambaran bahwa ruang kuliah bisa jadi sangat menyenangkan. menyenangkan buat pengajar dan menyenangkan buat mahasiswa. teori-teori Lacan yang sulit saja bisa diterjemahkan sedemikian rupa. ah, betapa irinya hati ini. mungkinkah akan saya temui ruang kuliah yang demikian dinamis? pengajar yang luar biasa (tidak cuma sibuk dengan teori dan pikirannya sendiri) dan mahasiswa yang dinamis, haus ilmu dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. semoga ini bukan sekedar kerinduan, tapi bisa diwujudkan.


PS: jadi terkenang Bu Ea (alm.), pengajar hebat.

buat sahabat

...kamu sangat berarti
istimewa di hati
slamanya rasa ini
bila tua nanti kita tlah hidup masing-masing
ingatlah hari ini...

sepotong lagu dari Project Pop yang dulu sempat menemani hari-hari terakhir bersama sahabat di Bandung. tidak lama, kami berpisah. jalan hidup sudah dipilih. ternyata, itu belum cukup. sahabat akan menikah dan pindah ke pulau lain. rasanya senang sekaligus sedih. senang karena sahabat sudah menemukan pelabuhannya. yakin bersama cintanya. tapi itu juga berarti aku kehilangan sandaran, tempat sampah selama lima tahun terakhir. meski ini bukan akhir perjalanan, tetap saja, aku sudah kehilangan...

sahabat, selamat menempuh hidup baru. bahagiamu akan jadi bahagiaku.

Saturday, May 07, 2005

(tak bisa) mencintaimu*

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. jujur dan apa adanya.
aku ingin mencintaimu sepenuh hati. polos dan merdeka. tanpa ganjalan. tanpa pretensi.
aku ingin mencintaimu seperti janji fajar menjemput malam. selalu ada dan saling mengisi. menjadi utuh. menjadi penuh.
begitu besar inginku untuk mencintaimu. begitu besar inginku untuk bersamamu. selalu.
nyatanya, cinta tidak pernah sederhana. bagai jejaring yang dirajut laba-laba di sudut ruang. cintaku harus tinggal, disimpan di ujung hati. hingga tiba masanya cinta jadi siksaan. karena cinta yang tak sampai akan abadi. hinggap di setiap simpul saraf memori...


*utk AK, mentari di jendela pagi. dibawa kemana potongan hatiku?

resah karena kata menikah

baru saja pulang berkunjung dari dunia teman-teman. menikmati teknologi yang bisa mengobati rasa rindu. sedikit mengintip isi kepala orang lain. untuk kemudian berpikir. merenung. kadang menggugat. tapi tak jarang mengamini.

sepertinya hidup manusia Indonesia sudah terpola. harus diikuti. saya memang bisa menghindar di beberapa ketika. tapi pada akhirnya, saya harus tunduk. dan kelihatannya, di ujung hari nanti, saya akan berganti peran jadi pelestari pola hidup itu.

ternyata kegelisahan ini dirasakan banyak orang juga. beruntunglah orang-orang yang jalan hidup dan angannya bisa berjalan seiring dengan pola tadi. saya menyaksikan banyak kawan yang lulus, bekerja dan menikah. saya masih harus puas dengan lulus dan bekerja. menikah? rasanya kok masih terlalu jauh. masih ingin sekolah lagi. masih ingin jalan-jalan ke banyak tempat. masih ingin menikmati uang sendiri. masih ingin bermanja-manja dengan orang tua. masih ingin kumpul-kumpul dengan teman-teman tanpa harus "wajib lapor". sayangnya, tekanan banyak pihak bikin telinga jadi panas. bikin hati jadi tidak tenang. rasanya seperti dikejar-kejar sesuatu.

cuek? saya rasa saya ini orang paling cuek sedunia. tapi kok rasanya nggak bisa juga. lama-lama pegal juga. akhirnya, tanpa bisa melawan alias pasrah, saya harus mau mendengarkan nasihat-nasihat keluarga. harus mau mendengarkan rencana-rencana perkenalan dengan kandidat pasangan yang dinilai potensial. harus menjaga senyum dan jaga citra positif. berusaha terlihat setuju tanpa terkesan terlalu antusias...

pusing.

Friday, May 06, 2005

STATUS QUO

rasanya sudah jadi sifat manusia untuk selalu mempertahankan status quo, apalagi buat orang-orang yang dimanja situasi dan kondisi. aku salah satunya.

di satu sisi, aku sadar hidup tidak bisa diukur hanya lewat materi. tapi di sisi lain, kepuasan dan kebahagiaan juga tidak serta merta datang.

faktanya, materi membawa kemudahan. materi bisa membuka peluang.

untuk orang sepertiku yang senang menghabiskan waktu bercinta sama buku, beronani lewat diskusi, rasanya mustahil itu semua bisa kunikmati tanpa 'keamanan' finansial. kemewahan yang harus ditebus dengan uang.

kenapa sih aku tidak bisa lepas dari uang? siapa sih yang dulu dengan cerdasnya menelurkan ide materiil?

jujur saja kalau aku harus menanggalkan sisi duniawi dan jadi pertapa rasanya jauh dari sanggup. alasannya sederhana, sudah terlalu lama dimanja. sudah nyaman. akhirnya, lingkaran setan itu tidak bisa diputus. setidaknya bukan atas kuasaku.

ternyata, ide soal status quo ini tidak cuma dimonopoli penguasa orde baru. aku juga ikut melestarikan itu. aku jadi salah satu pegiatnya.

ada banyak orang yang akhirnya bersembunyi di balik argumen "otak kiri, tapi kantong kanan".

hipokrit.

kenapa tidak diakui aja kalau memang kita udah terjebak oleh sistem? toh sebenarnya kita juga nggak siap (atau nggak mau?) kalau harus terjadi revolusi. akui aja kalau kita ini memang generasi oportunis. apa pun dalihnya.

Thursday, May 05, 2005

24

this is my quest
to find my own treasure
through mountains and sea
expectations and deadlines
lost in mist and confused
seek comfort whereever it may be
drops of joy are the energizer
with sparks of happiness along the way
sometimes the road get rough and wild
yet there's always beautiful sights within the package
still looking for the best to come
but all the tears, pains and complaints were worth it
it's been an incridible ride after all

Wednesday, May 04, 2005

perempuan yang kalah

perempuan duduk termangu
terkilas hidupnya yang lalu
tenang, wajar
dan cenderung membosankan
seketika gairahnya melayang,
berontak
jiwanya terlalu besar untuk ukuran tubuhnya
mendesak,
memaksa
tapi kemudian limbung kala cinta-bencinya pergi
langkahnya goyah
mimpinya kabur
tanggung jawab yang serta merta
enggan ditelannya
dan ia berlari
sekuat tenaga
banyak orang menyorakinya
menyemangatinya
mendorongnya pergi lebih jauh
tapi hatinya beku
dan ia terjerembab sekali lagi
terseret pusaran yang tak dimengerti
lalu dayanya lenyap
menyerah...
kalah.

aku, sahabat dan manusia

ternyata menjalin cerita tak akan pernah mudah
ternyata mengenali manusia tak akan pernah selesai
meski itu semua fakta yang sudah kutahu sejak dulu
tapi saat harus mengalami, menggauli
memahami pasang surut emosi
untuk bisa merasakan kebahagiaan, kesedihan,
kegelisahan dan kegetiran
...
ternyata harus ditelan semua
diterima, dijalani
mengakui fitrah manusia

I vs commitment

what is it with I and commitment?
what is so frightening about it?
is it the consequences or it's just a matter of cowardice?
why am I running all the time?
why do I have to run?
what is wrong with commitment anyway?

seperti layang-layang putus
terbang kemana angin berhembus
tanpa daya tanpa kuasa
tenggelam dan menyerah.

ikhlas

bukan ibu tak sayang lagi padamu, nak
tapi sudah saatnya kau jelajahi negri
buat cari jalan dan tujuan
lahirmu di dunia

bukan ibu tak ingin dekatmu lagi, nak
tapi hidup harus dihidupi
mencari cerita menggali raga
agar batin tak lagi lapar
mengais-ais kosong yang kadang menyesakkan

bukan ibu tak ingin pelukmu lagi, nak
tapi hari masih begini pagi
kirana di ujung fajar memanggilmu serta
'tuk puaskan mata dan inginmu
mencari sisa mimpi semalam

bukan ibu tak cintaimu lagi, nak
tapi bidadari nirwana merayumu
mengajak berburu
mencari ujung pelangi
supaya hati jadi utuh
reguki semua ceruk di bumi

bukan ibu tak rindukanmu, nak
tapi jatuh dan gelap perlu kau kenali
maka bangunmu kukuh dan terangmu berharga
mencintai luka mengagumi rupa
karna tak ada sempurna tanpa cacat

bukan ibu tak maukanmu lagi, nak
tapi padang menghampar luas
gunung gagah teduh di balik mega
dan laut perkasa sumber kehidupan
terlalu sempit untukmu
karna kemegahan jiwamu
temukan banyak padang yang lebih luas
banyak gunung yang lebih gagah
banyak laut yang lebih perkasa
untuk kemudian pulang padaku
dan lepaskan anakmu pergi
mengerti
seperti yang kulakukan kini.

lost

lost in labyrinth of thoughts
longing for light
...
help!