layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.

Wednesday, December 28, 2005

virtual world

i live in a virtual world, something that McLuhan once said as global village. i understand that now. i chat with my best friend halfway around the world. i spend hours talking with somebody i knew from friendster. i learn new things from search engines. i share passion with a bunch of people i've never met. salute to you Mr. McLuhan! here i am, living in the world you've pictured decades ago, the world that no one in your time ever think of and called you crazy because of it. the world that's so small yet empty. where are you, people?

Tuesday, December 27, 2005

resolusi tahun baru

semua orang sibuk membuat resolusi tahun baru. cita-cita atau rencana untuk setahun mendatang sudah dirancang jauh-jauh hari. saya jadi ingin ikut membuat resolusi tahun baru. maklum, saya kan pribadi yang tidak mau kalah, hehehe....

saya sudah tidak sabar meninggalkan 2005 karena setahun ini kondisi tubuh saya tidak fit dan berkali-kali sakit. benar-benar menyebalkan. jadi saya putuskan, mulai 2006 saya tidak ingin sakit lagi.

oh ya, sahabat-sahabat saya yang masih tersisa di Bandung mulai awal tahun 2006 akan pindah ke Jakarta. mencoba peruntungan di ibukota. ini artinya waktu untuk berkumpul akan semakin mahal saja.
di bulan Januari, salah satu teman baik saya akan menikah. meski takjub pada proses kilatnya, saya senang sekali. tapi itu juga berarti, saya tidak bisa lagi semena-mena minta ditemani ngobrol, nonton film atau sekedar window shopping ke toko buku...
melihat kembali pengalaman saya selama tahun 2005 membuat saya harus mengakui banyak kebodohan saya lakukan. tapi penyesalan kan memang datangnya belakangan. tapi itu berarti, banyak hal yang bisa saya pelajari. yang pasti, saya harus belajar memimpin diri sendiri, belajar menghargai sudut pandang orang lain, belajar melihat sisi positif dari segala hal, belajar mengambil resiko, belajar mendengarkan dan yang terpenting: belajar berterima kasih. selama ini, saya kurang berterima kasih. hmm, banyak juga ya, yang harus dibenahi.

2006
mau ngapain ya?
oh ya, harus les bahasa inggris (apa kabar IELTS? mumpung ada yang mau nemenin les...),
harus kirim-kirim aplikasi (ayo, kapan lagi? time's ticking...),
harus kuliah lebih serius (sementara kerja & main juga harus sama seriusnya),
waktu membaca harus ditambah (ah, banyak yang saya tidak tahu dan itu berarti less TV!),
apa lagi ya?

hmm, nanti kalau sudah terpikir, saya tambah lagi deh resolusinya...hihihi...

Friday, December 16, 2005

dagelan dua minggu

saya baru pulang nonton
nonton dagelan dua minggu
porsi terbesarnya tentu saja kelucuan yang dipaksakan
yang dibumbui nilai-nilai heroisme
drama
intrik dan konflik
sampai bumbu romantisme juga ada
hebatnya, ada banyak morales of the story
yang bisa saya petik dari tontonan bertiket dua juta per orang ini
yaitu:
1. ternyata kinerja PNS yang payah disebabkan oleh internalisasi norma yang juga payah
2. ternyata banyak PNS yang memulai karir dengan semangat Asal Bapak Senang Karir Saya Lancar
3. ternyata banyak PNS perlu ruang aktualisasi diri sehingga muncul banyak ajang kompetisi untuk hal-hal yang nggak penting
4. ternyata umur PNS tidak berkorelasi dengan tingkat kedewasaan PNS tersebut
5. ternyata banyak PNS yang terpukau oleh simbol dan bukan oleh esensi
6. ternyata...
masih banyak lagi yang bisa disimpulkan dari dagelan dua minggu
ah, sayang, dagelan ini cuma bisa ditonton oleh segelintir orang saja.. maklum, karena tontonan ini sengaja dibuat eksklusif: PNS only!

i'm back!

ah... akhirnya...
saya kembali menikmati kehidupan
setelah sempat hampir dua bulan mengalami kebekuan
statis
dan sempat malas berpikir
akhirnya saya kembali
betapa ternyata saya sangat merindukan perkuliahan
rindu jadi mahasiswa
juga rindu mahasiswa-mahasiswa saya
belajar banyak hal baru
mengagumi pemikiran-pemikiran baru
mengamati fenomena-fenomena baru
senangnya!