sebuah mimpi buruk
layar yang bisu dan tanpa daya menjadi tempat yang tepat untuk tumpahkan semua. objek yang tidak akan pernah jadi subjek. tanpa komplikasi. tanpa kompromi. sesederhana itu.
hapus saja kemarahan itu
ternyata, kalau orang sudah disakiti hatinya, semua bisa terjadi. sumpah serapah, kosakata yang dulu disimpan di laci paling bawah, berdebu dan hampir terlupakan, bisa muncul lagi. keluar begitu saja... betapa sebuah peringatan untuk tidak menyakiti hati orang lain dan untuk tidak sakit hati. mungkinkah?
orang bilang saya arogan.
"kamu nggak kepengen, Nduk?"
ternyata capek juga mendengar omongan orang yang itu-itu saja.
dua minggu belakangan adalah masa yang menegangkan, melelahkan sekaligus mengejutkan. reality check. betapa kadangkala dalam pribadi terbaik ada potensi besar untuk menyimpan sifat terburuk, sehingga saat sisi lain ini muncul... WHAM! semua kaget. menggeragap.